Ayo Kembali, Ranting Lagi Krisis, Loh!

krisis ranting

Modernis.co, Jember – Berbeda dengan di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), ranting sepi peminat. Pemainnya fiha abada tak terganti, itu-itu saja. Entah siapa yang salah, tapi nyatanya memang ada yang tidak beres.

Di ranting berbeda dengan di AUM, banyak yang mendadak pura-pura buta dan tuli. Kubangan di mana-mana melenggang saja, maklum menambalnya harus dana pribadi. Tidak semua begitu, tapi tidak sedikit.

Ranting besar siapa juga yg mau bayar, meski sehari seribu undangan buat isi ceramah tetapi habis pertamax tetap dorong sendiri.

Mungkin itu yangg mengakibatkan ranting sepi peminat, kurang basah dan tak menjamin apapun kecuali lillahita’ala.

Ranting besar dan berkembang tak ada jaminan apapun terhadap asap dapur, tapi berbanding terbalik jika itu AUM.

Bukankah Muhammadiyah besar karena adanya sekumpulan orang-orang yang berfikir di ranting-ranting, lalu membentuk cabang lalu membentuk amal usaha?

Lantas jika semua beralibi sibuk ngurus AUM tanpa memikirkan ranting, lalu yang ngurus ranting siapa? Kalau ranting tidak diurus dan tak mampu mencetak kader, lalu yang ngurus AUM nantinya siapa? Apa mau mengkarbit pisang mentah? yang matangnya saja tetap tidak enak.

Ayo kembali ke Ranting kita urus ranting disamping membesarkan AUM, Muhammadiyah butuh kader matang untuk menjaga kemuhammadiyahannya, bukan kader karbitan yang cuma modal Nomor Baku Muhammadiyah (NBM).

Bagi siapapun yang ngurusi ranting tentu tahu duka-dukanya. Terlebih jika dia bukan orang yang nimbrung di AUM, dipameri “bancakan” basahnya kampus-kampus dan AUM besar di kota sana hanya mengernyitkan alis.

Saya yakin spirit “hidup-hidupilah Muhammadiyah” jangan di tanya kentalnya di para pengurus ranting di kampung-kampung. Saya hanya ingin mengetuk jidat para petinggi dan pegawai AUM yang lupa dengan rantingnya.

Oleh: Ferdi Muhammad (Kader Muda Muhammadiyah)

editor
editor

salam hangat

Leave a Comment